Friday, September 15, 2006

Si pintar dan si bodoh

Bagaimana yah sebenernya cara orang seharusnya menentukan seseorang itu pintar atau bodoh? Atau sebenernya kepintaran orang itu gak boleh atau gak perlu diukur? Sering juga orang bilang kalau seseorang mendapat nilai bagus di sekolah, atau memiliki pekerjaan dengan pangkat tinggi, pasti orang itu pintar. Tapi, setelah 3 hari bekerja di pabrik kertas, aku menyadari kalau penentuan kepintaran seseorang berdasarkan nilai atau pangkat itu sangatlah tidak adil.

dari hari Senin sampai Rabu kemarin ini aku bekerja di pabrik kertas 'Werola' di Rastatt. Di pabrik ini aku bekerja mengumpulkan kertas kreps yg keluar dari mesin. Axel adalah nama orang yang diberikan tanggung jawab untuk mengontrol kerja kami dan mengoperasikan mesin ini.

Ternyata mesin kertas ini adalah mesin tua. Pada hari pertama bekerja, mesin ini sedikit bermasalah dan membuatku 'untung' karena tidak perlu bekerja banyak. Karena tidak banyak pekerjaan yang perlu aku lakukan, pikiran-pikiranku bisa melayang kemana-mana dan memunculkan berbagai macam pendapat. Kalau kulihat semua pekerja-pekerja disana,mereka hanyalah dan tidak lain adalah buruh pabrik. Tak bisa kubayangkan berdiri setiap hari 8 jam dan bekerja di depan mesin yang sama tiap harinya. Pekerjaan seperti itu bisa membuatku gila. Tapi, pekerjaan inilah yang dikerjakan oleh para buruh pabrik setiap hari dan bahkan bisa selamanya. Jika kusamakan dengan buruh pabrik di Indonesia, maka mereka sepertinya cuma pekerja kecil dengan gaji Euro, yang jika mau dikurskan ke Rupiah, pasti gaji buruh disini lebih besar daripada gaji buruh di Indonesia. Dan selama 3 hari ini aku adalah bagian dari mereka. Aku adalah seorang buruh.

Hari itu juga aku sering melihat bagaimana Axel sering dijadikan bahan bercandaan oleh teman-temannya. Tak bisa kularang dan kusalahkan jika para pekerja pabrik selalu menggoda Axel. Pekerjaan disitu sangat membosankan dan monoton. Jika setiap harinya terlewati tanpa canda, pastilah mereka sudah dibuat gila oleh mesin2 itu. Selain itu, perawakan Axel yang pendek dan gendut, mata melotot, cara berbicara yang selalu kumur-kumur tak jelas, serta celana jeansnya yang selalu melorot sehingga memperlihatkan pantatnya kemana-mana, membuat ia tidak bisa terhindar dari godaan teman-temannya. Jika diungkapkan secara kasar, para pekerja yang ada menganggap Axel dari perilaku dan perawakannya sebagai 'orang bodoh'. Dan aku yang baru bekerja satu hari disitu dapat mengiyakannya.

Pada hari kedua aku sempat menyadari beberapa hal baru dan mulai menimbang-nimbang kembali pendapat dan judgement yang telah aku ambil kemarin.
1. Seorang teman kerjaku, seorang ibu setengah baya dari Rusia mengatakan bahwa Axel adalah pekerja yang baik. Ia mengatakan demikian karena Axel selalu bekerja (terlihat jelas kesibukannya di mata kita) sedangkan teman-temannya hanya berdiri dan ber-blablabla, mengobrol dan menggoda Axel. Perkataan ibu ini membuatku memperhatikan aktivitas pekerja yang ada disekelilingku selama waktu kosong yang ada. Leo, seorang pekerja yang paling sering kudengar menggoda Axel, memang sebagian besar waktunya diisi dengan berbicara. Tipe pekerjaannya pula yang membuat ia sering berbicara karena dia hanya mengontrol jalannya mesin kertas kado. Axel di lain sisi, kusadari adalah seorang pekerja yang perfeksionis. Tiap-tiap pekerjaannya dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Kuambil kesimpulan bahwa sepertinya orang yang 'bodoh' itu lebih teliti dan rapi kerjanya daripada orang yang biasa. Kesimpulan besar dari pemikiran ini: Axel memang pekerja yang baik.

2. Ketika istirahat makan siang, timbul suatu masalah kecil yang menggelitik otak ini untuk berpikir kembali dan berpendapat. Ada seorang ibu-ibu pekerja yang menimbulkan masalah karena ia mengusir seseorang pekerja yang lain, karena ternyata pekerja yang lain ini telah menduduki terlebih dahulu tempat duduk favoritnya. Teman-temannya mengatakan padanya untuk tidak perlu memperdebatkannya. Tapi dilain pihak, si ibu ini nampaknya masih sangat konsisten pada pikirannya. Ia mengatakan dengan lantang dan keras bahwa dia tidak ingin tempatnya direbut dan dia berhak untuk merebutnya kembali. Selain itu dia mengatakan bahwa para pekerja yang tidak tetap (aku dan 3 temanku...) tidak berhak duduk di barisan kursi para wanita dan seharusnya duduk bersama pria. Sempat membikinku kaget pikiran ibu ini. Suatu ucapan dan pikiran yang bodoh dan tolol serta kekanak-kanakan bisa keluar dari mulut seorang ibu yang sifat dan perawakannya seperti seorang yang pintar (gak tau sih bener pintar atau gak, tapi yang pasti lebih pintar daripada Axel). Seorang ibu yang cukup umur mempersalahkan tempat duduk seperti anak TK. Padahal di tempat duduk itu tidak tercantum nama siapa-siapa, yang artinya semua orang berhak duduk di tempat itu.

3. Ketika menunggu mobil untuk pulang dari kerja, aku melihat pekerja-pekerja tetap yang lain pulang pula. Dan yang mengagetkan untukku, mereka tampak sangat berkecukupan hidupnya. Beberapa mengendarai mobil,, dan tak tanggung-tanggung, mobil yang dikendarai adalah Mercedez Benz. Apakah mungkin harga sebuah Mercedez di negara produsennya menjadi sangat murah dan bisa dijadikan alat transportasi masyarakat awam? Walaupun beberapa tidak mengendarai Mercedez, tapi mereka setidaknya mengendarai Peugeot 407 yang kutau juga tidak murah harganya. Rasa kasihan langsung muncul di dalam diri untuk para buruh di Indonesia. Buruh di Indonesia diberi upah sangat rendah hingga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja susah. Humm.. apakah sebesar itukah jauhnya jika para pekerja dibayar dengan Euro dan tidak dengan Rupiah? Aku rasa tidak... Rasanya yang tidak beres adalah undang-undang dan pemerintahan akan tenaga kerja yang ada. Semoga saja hal ini akan dapat diperbaiki dengan secepatnya. Iba aku pada mereka di indonesia.

Dari hari kedua aku melangkah ke hari ketiga. Di hari ketiga ini aku sudah nyaman dengan segala situasi dan orang-orang disekelilingku karena aku merasa sudah lebih mengenal mereka. Hal yang 'menarik' datang lagi ketika waktu istirahat tiba. Ketika aku masuk ke dalam ruangan, terdapat satu meja kecil untuk 5 orang terpisah dari barisan-barisan meja para pekerja wanita dan lelaki. Secara otomatis aku dan teman-temanku (kami total berempat) mengetahui bahwa meja itu disediakan khusus untuk kami. Pikiran kami itu ternyata tidak salah karena sang Ibu pekerja yang marah-marah kemarin itu mengatakan dengan jelas dan lugas kepada kami bahwa Meja itu adalah meja EXTRA dan khusus untuk kami. Huh..betapa menyebalkannya tingkah laku si ibu itu. Bener2 tolol tindakannya.

Tak lama dari itu, satu hal yang mengagetkan lagi muncul. Axel yang baru masuk belakangan ke ruang kantin itu memilih untuk duduk bersama kami daripada bersama dengan rekan pekerja prianya. Kami berempat sangat kaget , surprise dan senang melihat sikapnya. Kejadian ini juga membuatku otakku memutar kembali segala catatan-catatan dan pikiran serta pendapat yang telah kubuat sejak hari pertama. Dibuat semakin ragu aku akan kebenaran pendapat yang telah kubuat. Axel yang dari luar selalu tampak bodoh, ternyata tidak sebodoh yang aku kira. Dia bisa menentukan mana yang benar dan salah. Dia bisa mengambil tindakan untuk duduk bersama kita dan tidak menggubris pendapat sang ibu rese itu. Hal ini juga membuat sang ibu yang seperti awalnya sangat pintar langsung terlihat bodoh (lebih bodoh daripada Axel pastinya..)

Lalu sebenarnya bagaimana caranya kita menentukan seseorang itu pintar atau bodoh? Siapa sebenarnya yang pintar? Axel atau Ibu?

Sunday, August 13, 2006

a total spoiled brat

A spoiled brat.. That's the exact words which can really describe myself. Seemed to be strong and though from the outer side, but weak in the inside.

Always managed to be strong in front of everyone and in any situation, and able to did it with the help of a shell called parents. Everyone and even my friends here were all being tricked by me. I could play my role so wonderfully.

The so-over-confident me then thought of going somewhere else to get out from the shell because she thought she was strong enough after this whole time living in a shell. But everything tourned out to be a boomerang for her.

Tried being a mature and independent girl, she looked for something fun that also gives her some fund. And then, as you can guess, it's time for the boomerang to fly back to the owner..

Found out that the 'something' is not fun and me as a total spoiled brat. Head is full on how to handle and finish it everyday. Everytime before I go to sleep and everytime when I wake up. Need some help right now... The old shell is too far to reach and still don't have a new one right now. Found someone who I thought I can trust and lean on and gives me help, but he just thought that a spoiled brat must be punished for everything she had done.

He had no mercy. He isn't even willing to help me. He's just saying that I have to be brave and do everything all along. He just thought I'm being spoiled at him everytime I asked for help. He makes the situation worse.

I do really need help. I'm spoiled.. YES I AM. I want to change myself, but I need help. Don't leave me alone like a blind guy in the middle of the street. I don't want always asking for help to everyone, but at least help me for this time. Help me reduce the problems in my head so I can think clearly, and finally solve the big problem. I need time.. I can't change immediately!

Huh.. once again, what a total spoiled brat I am.. Just yelling and complaining.. Even at this time, when there is no one to listen.. Such a useless..

Thursday, July 06, 2006

I wish...

I wish, I could jump from one place to another place that I want. From here, where these words are written to my home sweet home, where I can lay my head on peoples shoulders.

I wish there were these magic doors who can take me to my hometown and even to my school.

I wish this isn't a dream, this is a reality

I wish I have Doraemon here beside me, because he who owns the magic door

I wish, just wish, just want to wish,,

I can only wish, because wishing is all i can do...

Monday, June 19, 2006

Mom and Dad..

Kalau suatu ketika gw ditanya, sapa yang paling penting dalam hidup ini.. pasti yg pertama kali teringat dalam pikiran adalah keluargaku di Jakarta. Keluarga yang terdiri dari papa, mama dan Oddie. Adalah suatu keberuntungan yang sangat besar dan kebahagiaan yang luar biasa untuk dapat dilahirkan dan menjadi anggota bagian dari keluarga ini. Kami memang bukan yang terkaya, bukan yang terhebat, bukan yang tersempurna, tapi kami merasa yang terbahagia,, atau setidaknya aku merasa sebagai orang yg terbahagia.

Di dalam keluarga itu kudapat berbagai macam nilai kehidupan. Dari kecil gw dididik untuk tidak malas, untuk tidak manja, untuk berusaha sebaik mungkin dalam segala sesuatu yang kulakukan, untuk meraih prestasi, untuk menjadi anak yang baik. Hari ini kilasan-kilasan kenangan masa lalu berasa tampak nyata didepanku. Dari masa dimana mama mengajarkan berbagai hal yang baru sampai saat ini dimana mama sepertinya telah percaya penuh akan diriku.

Mama dan papa adalah orangtua yg terbaik bagiku. Suatu kebahagiaan yang besar bagi seorang anak untuk tidak pernah melihat orangtuanya bertengkar. Kutahu, pasti ada saat-saat dimana mereka berselisih, tapi alangkah hebatnya karena mereka tak pernah memperlihatkan perselisihan itu di depan anak-anaknya. Mama dan papa yang selalu mendukungku, dalam setiap langkahku, membantuku untuk selalu maju. Mama dan papa yang selalu siap disampingku, ketika aku sedih dan kecewa, selalu ada disampingku,, walaupun sekarangpun aku telah jauh..

Seringkali ku membuat mereka kecewa, membuat mereka sedih. Tentu saja aku bukan anak yang sempurna. Akan tetapi masih ada harapan dalam hati untuk membanggakan mereka dan membahagiakan mereka suatu hari nanti. Aku ingin mereka bangga padaku..

Untuk Sari, terima kasih untuk imelnya hari ini. Terima kasih untuk mengingatkan motivasi dan tujuanku berada di negara asing dan belajar di sela-sela kebosanan, kejenuhan dan kemalasan untuk belajar. Telah kuingat jelas tujuan utamaku disini, membuat mereka bahagia, dan yang pasti aku tak boleh gagal disini...

Langkah tentulah masih sangat berat dan sangat panjang, tapi harapan dalam hati belum padam. Semangatpun tentu masih dapat kunyalakan lagi. Saat ini yang kuinginkan adalah kembali belajar. Kangen aku akan mereka, mama, papa dan oddie tentunya. Merasa sendiri di kota ini. Thanks to X yang dapat mengurangi rasa sedih dan sakit akan kesendirian.

Aku kangen...
Aku kangen mama, papa, oddie...
Aku kangen kalian...

kangen.kangen.kangen. kangen. kangen. kangen. kangen. kangen. kangen. kangen. kangen.

Friday, May 12, 2006

Save yourself first before save the others...

I often heard these words from the plane safety procedure during the plane flight. These words just can easily describe my thoughts at this time.. Tried to be `the good guy` and come out being the loser...

So, I got this job offer from X since last Monday. This job can give me bunch of money that enough to repay the Excursion fee. This job is easy and it's only for one day (and I can already got EUR100 in my pocket). But, this stupid me didn't take this offer excitedly. I got these Plans that already stucked in my head since a few days before. So, on Saturday, I already have a plan to go to the 'Internationales Frühstück' in KHG. I like this event and most of my friends are excited to go there too. It's hard for me to left them alone and go to work.. (and not even offer them to join me working! That is so not me...)

I didn't directly answered X's offer that day and the days just went on.. My head is full of the Math Exam and just learning.. and learning. Untill that day (Wednesday), X asked me again about this job offer. He asked me if I want to take this offer or not. I said that I'd like to take it but I don't want to left my friends behind. Then he came out with an idea (which I can't help thinking, why this easy idea just came out that day...) to call my friends and told them to find someone with the Lohnsteuerkarte.. so they can work to with me..

In a count of minutes, I can arrange the plan so beautifully. X will call the boss and asked if the offer still opens.

On Thursday, it tourned out that the offer is already closed and the job was already full. Wednesday was the last day to get in the list. I'M 1 DAY LATE!!!!! In one day, I already lost EUR100.... Damned me!!!!!

I should have called the bos since the day X said the plan and then just easy called my friends and tell them that I got the job,, so they can look for someone with Lohnsteuerkarte and get the job too.... It's absolutely useless just to wait for them and being 'the nice guy'....

This is something I do learn... I learned a lot from this things... Wow,, got so much to learn.....

Monday, April 24, 2006

Wearing the wrong shoes..

Wearing the wrong shoes in the morning could ruin the whole day.. That's what happened to me this last Sunday.

I was preparing myself for the sunday morning mass.. I chose my pale green shirt and the green trousers. Then I remembered that I have this not-so-new green shoes that I bought in the Flohmarkt for 1,50€. I thought it would be a great idea if I go all-green that day. I tried the shoes and realised that it's too big for me. I couldn't walk fast with these shoes and even running. But I have not much time to think and decided to go with the shoes because I thought that I will be out just for an hour, just for the mass and then go home..

And then.. the story goes not the way that I thought should be..

There was no morning Mass in the St. Bernhard Church. I was there with Resha, Claudia and Adeline. We decided then to go to the Frühlingsfest while we're waiting for the morning Mass in the St. Stephan Church which is at 11.30 am. And 'luckily' enough, we found out that the Frühlingsfest is stil closed. Because we still had 2 hours to go and had no idea where to go, then we took the S1 and go to the Ettlingen-Stadt.

I found out that the Ettlingen-Stadt was beautiful and I've never been there before. We took a walk through the zentrum and ate a strawberry-vanilla Danish. Then we took once again the S1 to go to the church. We came on time ( a bit too late actually..) but at least we could find a Sunday Mass..

During the Mass I was soooo sleepy. I didn't hear almost a word from the priest. I was so tired because the Sportfest the day before. After that, I thought that I should just take the tram and go home and sleep. But.. the story goes differently..

X called me and asked me to buy him the train ticket. That means that I got to go to Hauptbahnhof.. and that means I got to go back to the Zentrum.. and that means I couldn't go home.. Finally I bought the ticket. But the damn thing was, that I had to run to catch the tram and the bus that day on the way home! First I took the wrong tram (due to my sleepiness) and got to run to catch the another tram. Then got to run once again because the bus is soon will be leaving. I couldn't run fast because of the too-big-green shoes that I chose that day. Never thought that I would stay that long in the Zentrum on a Sunday..

The second thing that made me mad is the fuckin' O2 Provider! I had sent 6 Message to X and it costs 1,20 € and all the messages are not delivered!! damn! hate that thing..

The third thing that made me so damn crazy that day is that when I want to send my 7th Message to him with the other Provider (Vodafone..which is much better in quality ) I found out that the chip was gone!!!! I've looked for it all around my room but I couldn't find it until now.!!!!! There was still 4 € in the card.. :( wanna shout, wanna scream, wanna yell, wanna talk to someone.. but there's no one there...

Being tired from the madness I just went to bed. I didn't cry but I just felt so tired. I had also pass the chat-time with my mom (sorry mom, it's not because of you.. it's because of your half-mad-daughter) because I'm not in the mood for a chat..

So.. the whole Sunday was ruined. Dunno if it's trully the shoes' fault or not.. Well.. I got no one or nothing to blame,, just blame it to the shoes!! hahaha... :D

Sunday, April 09, 2006

Pusing..eneg..

Kondisi saya pada saat ini (Minggu, 9 April 2006 01:45):
-perut eneg
-mata ngantuk 5 watt
-kepala pusing
-ga bisa tidur
-kangen
-bosen

Jam segini masih tetep ajah gw memaksakan untuk bangun padahal gak ada kerjaan yang bisa gw lakuin. Tapi entah kenapa, pengen ajah gw untuk tetep bangun. Perut gw padahal eneg bgt gara2 roti goreng n perkedel yang kebanyakan minyak. Kepala pusing ntah kenapa, mungkin gara2 masuk angin. Kepala pusing ini juga bisa dikarenakan ketidakjelasan akan kegiatan di akhir minggu.

Hari Sabtu biasanya atau yang lebih tepat belakangan ini pasti diisi oleh bermacam hal yang menyenangkan. Hari Sabtu kali ini juga gw kira bakalan demikian. Ternyata tidak seperti angan2 yang ada. Diawali dengan pembukaan rantai2 sepeda dengan mesin las yg dibawa anson, gw ngerasa hari ini bakalan menyenangkan. Bangun siang jam 11, trus anson, claud, sama resha dateng ke Hadiko bwat ngebetulin sepeda sampai jam 4 sore. Lelah tapi asik..

Kesenangan itu ternyata adalah suatu awal karena setelah urusan sepeda selese, kita semua pergi ke kota bwat makan Halbeshänchen di Stern Kebap. Makan Halbeshänchen sama Pommes bener2 memuaskan, apalagi kalo makannya pake tangan.. huuumm..bener2 enak makan siang yang campur dengan makan malam gw hari ini!!! hahaha....

Blum puas dengan kenikmatan yang ada, kita lanjut ke eskrim. 1 Kugel eskrim Cappuccino, temen2 yang menyenangkan, cuaca yang bagus dengan matahari yang cerah (walopun sedikit berangin) plus taman Schloss yang makin menghijau membuat hari ini tampak indah. Kita duduk2 sambil ngobs2 sambil menjilat2 eskrim di bangku Schloss berjam2.. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam tapi matahari yang masih meraja membuat kita tetap bertahan pada posisi. Sampai akhirnya kita menyadari bahwa kita musti ke Lidl bwat beli ayam untuk Nasi Hainam besok.

Akhirnya pembelian ayam bukan menjadi tujuan yang utama gw pergi ke Lidl karena entah bagaimana prosesnya, akhrinya gw membawa 2 kotak susu, satu botol Freeway Cola, Buttergemüse, 2 batang pisang ke meja kasir. Setelah belanja akhirnya secara ogah-ogahan gw naik trem no. 1 dan pulang ke Hadiko. Gw saat itu pasti ajah blum pengen pulang karena gw gak tau apa yang bisa gw lakuin dirumah. Gw seneng bareng temen2 saat itu dan gw bisa banyak tertawa.. Gw gak ngerasa sepi dan bosen dan gw kangen ngumpul2 sama mereka yang dah gw jarang rasain belakangan ini. Tapi, apa mau dikata.. saatnya untuk pulang. Gw berharap hari yang terasa indah ini akan berlanjut.

Di rumah gw chat berjam2 sama Ella yang dah lama banget gak OL. Banyak cerita baru yang gw dapet dan gw ceritain. Setelah bosen dan selese chat, gw telpon tami. Akhirnya gw ikut ngumpul sama mereka untuk ngabisin jalannya waktu yang begitu leletnya berjalan.. Mereka sibuk masak roti goreng sama perkedel. Awalnya gw masih semangat tapi entah lagi kenapa, badan ini rasanya cape.. Ikutan masak bikin gw dah gak berselera lagi bwat makan. Minyak yang banyak buat gw jadi eneg. AKhirnya mata ini mulai ngantuk n gw cuma tiduran doank di sofa sambil nonton TV yang gak jelas pula acaranya.

Jam setengah 2 pagi gw balik ke kamar. Gw nyalain lagi hape yang baru selese di charge dan gw ketik message pendek bwat orang yang karenanya hari2 Sabtu gw belakangan ini sangat menyenangkan. Gw berharap bakal dapet balesan n gw bisa mengobrol singkat.. membuat sisa2 waktu yang ada menjadi menyenangkan sehingga gw bisa mengubah pendapat gw n menyimpulkan bahwa hari ini begitu menyenangkannya. Tapi.. *blame the damn Timezone* gw gak dapet balesan. Perhaps he's still sleeping. Akhirnya gw selesaikan hari ini dengan mengepost blog dan penulisan ini berakhir sekarang.. aku tidur..

Current time: 17 days to go

Sunday, March 26, 2006

Back on Writing..

Setelah berbulat tekad untuk tidak mengetikkan sesuatu di blog ini, akhirnya tekad itu pupus sudah. Merasa kasihan dengan nasib blogku yg tidak terurus dan belum menemukan media lain yang lebih okeh untuk menulis, membuatku saat ini mengetik-ngetik sesuatu yang kusendiri tak tahu apa artinya.

'Gak kerasa 6 bulan alias setengah tahun sudah aku di Karlsruhe. Mulai merasa bosan akan kota ini dan mulai ada keinginan untuk pulang ke Jakarta. Ingin summer nanti aku bisa pulang apalagi dengan kedatangan MoMo juga dari Oregon.. membuatku semakin ingin pulang..

Walaupun aku bukan anak mall dan bukan AGJ, tapi kuakui bahwa aku kangen PS dan EX.. Bukan bwat belanja disana.. tapi cuma pengen jalan-jalan sama temen-temen hari Sabtu dan menikmati suasana yang ada.

Aku kangen naik mobil..
AKu kangen gorengan, bakmi GM, Beautika, etc..
Aku kangen Greenjail dan segala makhluk yang ada di dalamnya. Ingin aku dikembalikan kesana dan tak dilepaskan kembali.. Ingin suasana yang dulu... Ingin kupakai lagi rok kotak-kotak itu..
Aku kangen papa.. Kangen cerita-ceritanya, kangen digandeng sama dia, kangen disupirin sama dia.. kangen..kangen.. kangen..
Aku kangen mama.. Kangen omelan-omelannya, kangen kecerewetannya..
Aku kangen yodi.. Kangen kelucuannya, kangen akan ide-idenya, kangen akan ceritanya, kangen akan musiknya, kangen..kangen..kangen..

Kuakui.. umur yang hampir menyentuh kepala 2 tak membuatku untuk tidak menjadi anak yang manja. Kuyakin bahwa dalam diri setiap orang, masih ada sisi kemanjaannya. Lelah aku untuk terus bersikap tegar dan mandiri.

Tapi kenyataan berkata lain.. Segalanya harus sendiri..segalanya harus mampu kulampaui, dan aku yakin bisa.. Optimisme tetap ada dalam diriku..